Happy B`day Bro..

12:08 AM Edit This 1 Comment »
Hari ini Ulang Tahun M.Angga Ramadhan M. Nata. dan mpe sekarang gue belum juga kasih selamat. Maaf sob...
TAdi pagi jam 9.30 gue nonton ma Dia Film PERTARUHAN yang gue posting dari tulisan sob gue yang lain, Tami.
Gue anggap ja kado tiket gratis film itu buat kado dia.. maaf ya kasih yang gratisan bis gue ga punya duit bo.. lo tau ndiri duit gue abis buat beli LCD Hp yang gak tau nape tiba2 kena musibah jadi gelep..
ya.. mang dah uzur kali.. gue terima aja. mungkin juga gue kurang sedekah.. ahahha ketahuan deh belangnya.. hihihi

Sebenarnya pengen banget gue beliin apaan kek buat sahabat gue yang satu itu namun, apa mau dikata. duit belum dikirim ke tabungan BTN ku tercinta. hihih. ditambah lagi tabungan gue amblas buat LCD. ditambah lagi derita PKL buat web plus Berita-berita surken town yang harus gue pikirin sendiri, liput sendiri. dan itu deadline. ini ja gue bisa posting mending bgt kan?. coz gue nunggu tami balik liputan dari dramaga IPB. gue pengen pinjem si Dede (sebutan kamera SLR tami.. ehheh). katanya, kamera nya itu bernmyawa juga. trus jadi si dede selain si kaka (Laptopnya).. hadoh..hadoh.. tu anak mang agak rad-rada. gue mah sebagai temannya ngertiin aja.. dan meneguk air liur kesabaran.. hahahahah

pengen bgt tadi ngelanjutin nonton KNOWING di Elos. Gue pengen enjoy sehariii aja.
huft... tapi gue pikir lagi, ini buat mas adepan gue juga. gue lagi merintis dari nol buat job gue. kapan lagi? masa muda jangan disia2in. bener gak?


ini poto boxkita yang dah lama banget. gue kangen masa-masa kita sering jalan bareng dan bisa bego2an bareng. ga ada yang paling pinter diantara kita klo kita lagi main tebak-tebakan atau cuma ngomongin orang yang lewat dengan sikap yang gak biasa. ngomongin orang aja kerjaannya daripada ngomongin diri sendiri yang masalah kita gak ada habis-habisnya. (heheh kebalik yah? harusnya dibrentiin tuh sifat kayak gitu. gak baik.) kalo gue pikir-pikir Aga juga sih yang mulai. mulutnya kayak emak-emak.. hahahah sory..sory..

lucu kalo ngenang dulu. sebelum ada kesibukan kayak sekarang. huft, mudah2an nanti kita kumpul lagi ditengah-tengah kesibukan kita jadi orabg sukses. makan di kemang atau liburan di bali baren-bareng ma keluarga masing-masing.. hahahahah ngarep bgt gue.
itu salah satu impian gue ma tami. dan harus terkabul. karena mpe sekarang gue percaya apa yang kita pengenin banget pasti kesampaian. Coz itu udah dibuktiin ma allah dengan omongan2 kecil kita yang jadi kenyataan. dulu cuma bisa ngomong doang sekarang bisa beneran dan itu kita gak nyangka.. Amiiinnn...
mudah-mudahan bis ajadi pimred beneran atau sutradara handal beneran atau jadi istri diplomat biar bisa keliling dunia.. hahahahah

huft, asik banget bisa ngeblog gini lagi. pengen benerin banner yang diatas tuh. tapi belum bener juga.
nanti lah. gue juga kayaknya mau ganti template. tapi klo ganti template takutnya counternya ngulang lagi dari awal. capek ah.. heheheheh

sekian dulu postingan gue tentang ksiahkoe.. yang sering gue posting mah tulisan tentang surken Town gue yang tiap hari di cetak koran Jurnal Bogor halaman 9. mudah2an gue bisa berkembang jadi wartawan dan jurnalis yang profesional. aminnn...

liat blog gue yang atu lagi di http://yuni23.blogspot.com/
klik juga ya,, kali aja kalian mau tahu referensi tentang kebudayaan tionghoa yang lain bisa kirim email gue di yasta.23@gmail.com
okey..

once more.. Happy Bhirtday... Aga...

We Love U Bro.. Be The best person everyday.
Sadarlah kalau kita semua pengen liat lu jadi lebih baik. kayak Aga yang pertama kali kita kenal. okey Bro...

mmuuaacchh... (hiyakss...hahahhaha)

Film PERTARUHAN

12:04 AM Edit This 1 Comment »

Kontroversi Seputar Tubuh Perempuan

Apa guna sunat bagi perempuan? Mengapa perempuan lajang dipandang sinis saat periksa kesehatan reproduksi?


Kamis (16/4) hingga Minggu (18/4), Kalyana Shira Foundation memutarkan film dokumenter bertemakan perempuan di Studio 2 Cinema 21 Ekalokasari, Bogor. Film dokumenter yang diputar merupakan film dokumenter kolektif yang berjudul Pertaruhan. Film tersebut mengisahkan berbagai kontroversi seputar tubuh perempuan yang telah lama menjadi perdebatan di sekitar kita.
Acara tersebut, dihadiri oleh para pembuat film Pertaruhan, yakni Nia Dinata, Vivian Idris, Lucky Kuswandi, Ani Ema Susanti, Ucu Agustin, Muhammad Ichsan, Myra Diarsi, dan Abdul Azis. Film yang berdurasi kurang lebih dua jam itu dihadiri oleh lebih dari 30 orang.
Nia Dinata, produser film tersebut mengatakan, film Pertaruhan merupakan film yang dapat menggugah hati dan membuka mata penonton bahwa wanita belum dipandang setara dengan laki-laki oleh sebagian masyarakat. Bahkan, tak jarang mereka pun tidak mendapatkan hak yang semestinya sebagai seorang perempuan.
“Film Pertaruhan merupakan film yang meresahkan. Artinya begini, diharapkan setelah menonton film tersebut, minimal yang menonton resah karena di lingkungan sekitar mereka kisah di film tersebut memang terjadi, seperti tempat pemakaman yang dijadikan ladang ‘bisnis’ PSK (Pekerja Seks Komersil. red), cinta seorang lesbian, dan sebagainya. Sehingga mereka pun berinisiatif melakukan pergerakan untuk kaum perempuan,” ujar Nia, begitu ia disapa, kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Nia menambahkan, masyarakat dapat menonton film tersebut secara cuma-cuma agar masyarakat lebih tertarik untuk menontonya. “Kami sengaja menggratiskannya karena film ini memang sangat baik dan beranfaat untuk ditonton. Selama ini kan kebanyakan film atau sinetron Indonesia menyuguhkan yang manis-manis saja. Padahal kehidupan pahit yang dijalani saudara kita pun banyak sekali terjadi,” kata perempuan yang pernah mengenyam pendidikan Broadcast Journalism di Amerika Serikat itu.
Film Pertaruhan terdiri dari tiga cerita, yaitu kontroversi mengenai sunat bagi kaum perempuan dengan judul Untuk Apa?, Ragat’e Anak yang mengisahkan tentang PSK sekaligus pemecah batu di Gunung Bolo, yang bekerja di pemakaman Cina di kawasan tersebut.
Kemudian Nona Nyonya?, yang bercerita tentang status “tidak menikah” atau lajang yang menjadi kendala ketika perempuan memeriksakan kesehatan reproduksinya. Perempuan kerap kali terbentur dengan pandangan moral yang dituduhkan pihak obstetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan).
Terakhir adalah Mengusahakan Cinta, yang mengisahkan tentang dua perempuan, yaitu Ruwati dan Rianti, yang memilih menjadi buruh migran di Hongkong karena pendapatan di sana lebih tinggi ketimbang di Indonesia. Di Hongkong, mereka pun memperoleh kebebasan dalam otonomi terhadap tubuhnya. Rianti yang seorang lesbian takut membawa cintanya ke Indonesia. Sedangkan Ruwati, sering kali bimbang lantaran keperawanannya dipertanyakan oleh calon suami yang menunggunya di Indonesia.
Setelah pemutaran film berakhir, penonton diajak berdiskusi dengan para pembuat film. Diskusi yang dimoderasi oleh Alfian Mujani, pemimpin redaksi harian pagi Jurnal Bogor, memancing berbagai komentar serta pertanyaan dari para penonton. “Saya sangat puas dengan film Pertaruhan. Apalagi, setelah menonton film ini, respon penonton sangat baik dan beberapa dari mereka ada yang ingin membuat sebuah pergerakan untuk kaum perempuan,” pungkas Nia, sutradara film Arisan itu.